Rabu, 24 April 2019

Dibalik Cie-cie


“ Kamu sudah punya calon ? ” Tanyaku penasaran .
“ Cie-cie , kepo sama calonku yaaa? ” Ledeknya, membuatku mendengus kesal. Aku memang orang yang cukup gengsi untuk mengakui perasaan sendiri. Wanita memang rumit, bukan?
“ Ya ada sih, masih bingung sebenarnya . Tapi tinggal memantapkan hati lagi saja, untuk mengambil langkah yang lebih serius kedepan .” Tukasnya dengan nada serius.
“ Ooh, jadi udah ada nih? Kok nggak pernah cerita?  Oke selamat memantapkan hati, semangat yaa! ” ucapku sambil menepuk keras pundak Ardi. Ardi, lelaki yang tiga tahun pernah mengisi ruang hati dan hari-hariku. Jangan Tanya bagaimana hancurnya perasaanku kala itu. Mataku panas , dadaku sesak sekali. Namun tak kubiarkan satu tetes embunpun lolos dari daun kelopaknya. Kupenjarakan air mata ini di kelopak mata , namun terasa deras juga tangis di dalam dada. Aku harus kuat dan ikhlas , bukan?
“ Memangnya kenapa kamu masih ragu? Apa dia tidak secantik aku? ” Tanyaku penasaran. Sengaja kuselipkan candaan agar Ardi tidak tahu ada api cemburu yang kusembunyikan.
Ardi hanya tersenyum, lalu mengelus pelan puncak kepalaku.
“ Kamu masih sama ya Re , selalu bisa menutupi perasaanmu. ”
“ Ya, sama saja sih permasalahannya . Tapi sedikit demi sedikit dia mengerti dan mau berusaha agar aku dapat menyukainya. Aku sempat sedikit tertarik , tapi entahlah.. ” ucapan terakhir Ardi menohok perasaanku. Aku menarik nafas dalam-dalam . Aku harus tetap tenang di depannya.
“ Apa sih Di, kok serius banget Sampai mau nangis gitu? Memangnya permasalahan apa yang menghambat hubungan kalian? Ingat umur Di, kau sudah pantas dipanggil Ayah. ” Ucapku masih saja dengan nada bercanda . Aku hanya tidak ingin terbawa suasana jika Ardi tetap sedih seperti ini.
“ Permasalahannya , itu kamu .” Ardi menengok kearahku .
“ Aku masih sayang kamu Re.. ” Ardi menunduk setelah menatapku cukup lama.
“ Maaf , aku harus pulang dulu .” Aku beranjak dari samping Ardi , namun tanganku sudah lebih dulu ditarik olehnya.
“ Re, kenapa sih kamu selalu menghindar kalau aku mengungkapkan perasaanku? Apa salah kalau aku masih sayang kamu? ”
Aku tak mampu membendungnya lagi. Pertahananku melemah mendengar suara parau Ardi. Air mata dari penjaraku luruh diiringi senja yang menyambut gelap malam. Gelap,seperti perasaanku saat ini.
“ Re, sudah dua tahun semenjak kita berpisah, nggak sedikitpun hatiku beranjak dari kamu. Nggak pernah sekalipun nama kamu terhapus dari sini Re.” Ucap Ardi sambil mengarahkan tanganku di dadanya.
“ Apa sudah tidak ada harapan untuk aku kembali denganmu? Apa kamu bahkan pernah mencintaiku sedalam ini, Re? ” Ardi terdiam sejenak. Aku hanya menunggunya menyelesaikan semua pertanyaan yang ia pendam.
“ Atau memang sudah ada tempat lain untuk hatimu berlabuh? ” Tanya Ardi pelan, hampir tak terdengar. Ardi menunduk dalam. Aku bisa melihat betapa kacau raut wajahnya saat ini.
“ Ardi..” Aku memanggilnya pelan. Tatapanku kosong kedepan . Ardi menengok ke arahku . Namun aku terlalu lemah, tak mampu menatap sorot matanya yang sempat membuatku jatuh cinta. Bahkan sampai saat ini.
“ Apa kamu pernah melihat aku berhasil membangun hubungan dengan orang selain kamu? Apa kamu tahu berapa kali aku mencoba bangkit dan membangun hati kembali? Sakit Di, sakit sekali menyadari hatiku masih saja tertinggal di masa lalu! ” Aku memukul dadaku . Sesak sekali, hingga membuatku kesulitan untuk bernafas. Selama ini aku hanya diam menyimpan perasaan tanpa ada siapapun yang tahu bahwa Reana Ananda hanyalah wanita rapuh yang hidup berjalan pada poros masa lalu.
Ardi memegang kedua pundakku lalu mengecup pelan puncak kepalaku. Aku masih menunduk dan terisak .
“ Reana, kalau kita memang masih memiliki perasaan yang sama, lalu kenapa kita tidak mencoba memperbaiki lagi? Aku hanya ingin melanjutkan dan merawat kisah cinta ini denganmu, bukan memulai lagi dengan orang lain. ”
“ Nggak bisa, Ardi. Kalau memang kita cocok dan bisa bertahan, lalu kenapa hubungan kita dulu harus diwarnai oleh perpisahan? ” pertanyaanku membuat Ardi terdiam. Sepertinya ia sudah hilang akal, tidak tahu lagi cara meyakinkanku.
“ Ardi, Aku masih sangat mencintaimu. Namun jurang pemisah diantara kita terlalu luas dan dalam. Kita hanya akan tenggelam dan tak sanggup berenang ke tepian, jika terus memaksakan. Kamu tahu betul kan, kita tidak akan bisa melangkah tanpa restu kedua orang tuamu? Menikah bukan hanya soal cinta kita,Ardi, tapi juga tentang menyatukan cinta kedua keluarga. Apa tiga tahun kebersamaan kita belum cukup membuktikan betapa rumit dan sulitnya jalan yang kita tempuh? ” Ucapku tulus sambil memegang tangannya. Memberikan kekuatan agar ia mengerti maksudku.Aku hanya tidak ingin menuruti ego dan menyakitinya kelak. Aku tetap ingin Ardi bahagia dan dicintai oleh keluarganya.
“ Kau tahu, Ardi? Sepanjang perpisahan kita, aku masih saja sempat membayangkan, bagaimana jika Tuhan berbaik hati merubah takdir dan menyatukan kita. Bukankah aku akan menjadi wanita yang paling bahagia? ” Ucapku sembari tersenyum memandangi bintang-bintang di langit. Senja yang indah telah usai, membuat para anak manusia sadar bahwa ada gelap malam dibalik keindahan senja. Keindahan terkadang memang pergi secara tiba-tiba, lalu menyisakan luka yang tak disangka sebelumnya.
“ Bodoh sekali angan-anganku , tapi hanya itu kemampuanku, hidup dalam kenangan dan membangun angan bersamamu .”
“ Cukup, Re. Aku butuh waktu untuk mengerti semua ini. Maaf jika aku menyakitimu dan hanya mementingkan perasaanku. Butuh waktu lama untukku menerima ini. Karna selama ini harapanku selalu kugantungkan padamu,Re. Ternyata mengikhlaskan tak pernah benar-benar mudah. ” Ucap Ardi sembari tersenyum kecut. Kami sudah pasrah dengan permainan takdir dan waktu.
“ Di, boleh minta peluk sebentar? ” pintaku.
Ardi mendekat dan memelukku . Ia mengelus sayang kepalaku. Aku selalu merasa tenang dan aman dalam dekapan pria satu ini. Entah apa yang membuatku sejatuh ini dalam peluknya.
“ selamanya juga boleh, sayang ”
 DEG !!
Rindu sekali dengan panggilan ini. Aku merapatkan pelukanku. Kuizinkan segala rindu yang menimpaku luruh dalam peluknya.
Aku ingin seperti ini , selamanya. Kami tertawa bersama angin dan waktu yang entah kemana ia ingin membawa. Aku ingin peluknya adalah tempat terakhir aku membenamkan kepala. Tuhan, aku ingin waktu berhenti di sini saja . Ya, terus seperti ini saja.

Dibalik cie ternyata ada cemburu , cita dan cinta yang tak terlihat nyata namun rasanya , ada ..


                                                                                   

Leora Jun

Kamis, 18 April 2019

Pesan Melalui Angin

            Jujur saja, diam-diam aku pernah bertanya “ apakah kita sedang memandang langit yang sama sekarang ?”
Setiap harinya, tepat pukul 11 malam, aku akan bergegas untuk mengunjungi langit dan menitipkan pesan pada angin.
Angin tolong sampaikan pesanku padanya.. Aku rindu
Lalu tiba-tiba saja,ada pilu yang menyeruak tanpa babibu, “apa kita sedang merasakan hal yang sama? Atau jangan-jangan hanya aku saja yang terlalu membabi buta? Aku merinduimu diam-diam, kau menguburku dalam-dalam.
Yang kutahu, malam yang setiap hari kusapa selalu saja indah. Seindah angan yang kubangun sejak pertama mengenalmu . Aku melihat banyak bintang berjejeran di langit. Ada juga yang sedang berduaan. Cahayanya seperti aku, yang selalu ingin menerangimu. Mereka terlihat dekat, namun ketika didekati, ternyata begitu jauh. Apakah itu kita?

                                                                                            Love,
                                                                                                Leora Jun

Senin, 15 April 2019

Sajak Patah



Kau tahu , kekasih ?
Sejak canda kita tak lagi tumpah ruah,
rindu tak lagi menemukan tempat luah,
Janji temu tak lagi memiliki arah ,
Aku hanya sajak sajak patah .

Tiba2 aku teringat ..
Dahulu , bukankah kita adalah sepasang juang ?
Yang tetap hidup meski kematian menghadang .
Katamu, aku adalah tempatmu pulang ,
Sebelum semua janji itu hilang .

Terima Kasih , sayang

Kamis, 11 April 2019

Siapa aku , Bu ?

Selamat pagi , Bu.
Hari ini saat pagimu tak melihatku, bagaimanakah perasaanmu?
Bu , saat matamu terbuka dan yang pertama kau lihat tak lagi aku , keseharianmu tak nampak gerak gerikku , apakah pernah dalam hatimu terbesit sedikit rindu?
Aku tidak baik-baik saja , Bu .
Tanpamu , aku tidak baik baik saja .
Tapi dengan kenangan yang ada di kepalaku , aku merasa lebih baik saat waktu dalam hariku masih dapat kugunakan untuk melihat segaris senyummu .
Aku pergi , Bu .
Adakah sepi mengintip di jendela kamarmu?
Adakah sunyi diam-diam menyelinap di dadamu?
Aku pergi , Bu.
Tanpa membawa harta untuk menghidupi duka ,
Hanya sibuk menggiring tanya,
Bu, aku ini anak siapa?
Mungkin, batu besar itu yang melahirkanku?
Atau pohon di belakang rumah itu yang merawat dan membesarkanku?
Bu , bukankah aku anakmu ? atau memang bukan .

Sabtu, 09 Maret 2019










                  Membahas cinta bagai menyusuri jalan tak berujung
            Lelah tak akan ada habisnya
            Tak ada yang mampu menguraikan bahasa hati
            Tanganku kaku menulis aksaramu ,
            Lidahku kelu mengungkap misterimu .
                                    Jika ku tak mampu menjadi cahaya penghangat hatimu ,
                                    Izinkan doaku jadi peneduh dalam silaumu .
                                    Jika tak mampu ku redam panas amarahmu ,
                                    Izinkan senyumku jadi peluluh api kebencianmu .


                                                                                                   

                                                                                         Leora Jun

Kamis, 21 Februari 2019





                                                   

                                  Cara Berserah

Mengenalmu adalah sebagian perjalanan,
Menuju kenangan yang esok ku bawa dalam kehidupan yang panjang

Mencintaimu adalah sebagian anugerah,
Yang Tuhan titipkan agar aku tahu cara berserah .

Setiap manusia diberikan bagiannya masing"
Jika bagianku bukan memilikimu ,
Mungkin bagianku adalah mendoakanmu .


                                                                                    Leora Jun

Sabtu, 16 Februari 2019

Rindu Yang Di Paksa Tuntas

             Kepada waktu yang pernah menyuguhkan temu , aku berterima kasih telah di beri ruang untuk terciptanya rindu . Waktu telah sekian lama merangkak maju . Namun ingatanku masih berlari mundur ke arahmu.
            senyummu indah ,”  katamu waktu itu .
            “ jangan tersenyum , kamu terlalu sempurna .nanti aku tidak bisa lupa . ”
Dulu , kita bagai dua ekor burung yang saling cinta . Berjalan berdampingan , terbang bergandeng tangan atau menikmati senja dengan menatap sunset bersama . Lalu kini jarak telah membawa kita jauh berjalan bertolak belakang dan saling meninggalkan. Apa kamu tidak pernah mencari senyumku , seperti aku yang selalu berharap menemukan tatapan teduhmu?
            Pada suatu masa dimana kita saling merangkai cita-cita bersama , kita duduk di bawah pohon rindang sembari bercengkarama.
            “ Kalau aku ingin punya anak tujuh ,” katamu .
Aku tertawa melihat angan-angan kita yang lepas . Seperti hanya terbang dengan bebas.
            Waktu demi waktu telah berlalu . Tanpa terasa delapan tahun sudah kita bersama . Sungguh penuh suka duka , tangis tawa yang mengisi hari-hari kita . Kenangan demi kenangan kita rajut bersama . Seolah percaya bahwa dunia hanya milik kita berdua . Tiba masa dimana jarak telah mengambil alih langkah kita . Kau memilih pergi , dengan dia yang kau kata lebih kamu cinta . Dengan dia yang kau kira lebih bisa merasakan cinta. Aku terduduk , terkulai lemas . Lalu kamu kira delapan tahun ini apa?
            Aku mengejarmu untuk waktu yang lama . Berharap bahwa semua akan  baik-baik saja. Berharap bahwa ini hanya candaan semata . Namun setelah jatuh bangun aku mengejar , kau semakin jauh menghindar . Lambat laun aku mulai sadar , bahwa aku telah lumpuh dan tak kuasa lagi mengejar . Tuhan , aku lemah. Aku benar-benar tertinggal.
      * * *
            Sudah bertahun lamanya kita hidup tanpa jumpa . Aku mengobati kelumpuhanku yang mengidap sekian lama . Setiap hari menjelang senja aku selalu datang di tempat terakhir kali kita berjumpa. Berharap aku bisa melihatmu untuk terakhir kalinya , sebelum aku benar-benar melepaskan semuanya. Lalu tanpa sengaja aku melihatmu di kafetaria . Yang membuatmu tak malu mengajak bertegur sapa. Tuhan , aku benar-benar rindu dia.
            “ Hay , apa kabar? ”
            Satu kata darimu , namun mampu membuatku kembali rapuh . Aku menguatkan diriku yang mulai gemetar di hadapanmu . Aku tidak ingin kembali lumpuh. Aku tersenyum padanya , keadaanku baik-baik saja .
            “ Senyummu masih yang paling sempurna . Aku akan iri kepada siapa kelak yang akan memiliki senyum itu seutuhnya .” Katamu seperti biasanya. Aku tidak minat berlama-lama berhadapan dengan orang yang membuatku hancur tak bersisa . Aku memutuskan pergi . Aku tak sekuat itu untuk menatap lekat teduh matamu . Aku rindu , namun benci . Aku cinta , namun sudah tak ingin memiliki.
            Kau mengejarku , memelukku , melepaskan segala kerinduanmu . Aku menangis tersedu dalam dekapmu .
            “ Tidak ada yang lebih baik darimu , hanya kau yang pantas untuk dicintai . Maaf , aku takut kehilanganmu .”
            Aku terdiam . Ku pandangi teduh mata orang yang benar kucinta . “ Kau yang tak pantas kucintai kembali . Kisah kita telah usai . Jangan coba untuk kembali memulai , setelah apa yang sudah kau lerai . ” Aku memaafkannya , tapi aku tidak pernah lupa .
            Meninggalkanmu sendiri mematung . Mungkin kau terkejut dengan keberanianku melepasmu . Lega telah menyelesaikan rinduku . Aku percaya semua akan baik-baik saja.

* * *
            Aku percaya hari esok akan lebih cerah . Sesaat setelah kau pergi , aku benar-benar sendiri . Rindu yang selalu kupaksa tuntas , kini telah usai dan bergerak lepas . Kau tetap terbaik di hatiku . Semesta hanya mengambilmu dari genggamanku , namun tidak dari hatiku. Jarak pandangku tak lagi mampu menangkap sosokmu , namun senyummu tetap ku temukan pada kenangan yang tertata rapi dalam ingatan . Semua akan baik-baik saja . Dengan atau tanpaku kau harus tetap bahagia .


                                                                                                            Kekasihmu , Leora Jun

 
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design